Yayasan
SriGading Indonesia (SGI) telah memasuki usia ke 8 di Tahun 2021 ini. Tepatnya
19 Januari 2013 SGI berdiri. Memperingati hari lahirnya, 31 Januari 2021,
SGI mempersembahkan semangat
literasi dengan mengadakan acara Bedah Buku karya pengurus SGI Ferry Veronika,
SE yang berjudul “Bukan Mendengar Biasa”. SGI juga memperkenalkan generasi
penerus penulis cilik Nayla Falihah Rozi yang juga menulis buku “Bertahanlah
Saudaraku”.
Kedua narasumber dihadirkan oleh SGI
dalam rangka memberikan semangat kepada seluruh lapisan masyarakat akan budaya
literasi. Usia tak menjadi hambatan untuk membuat sebuah karya literasi. Selain
karya dari pembicara dalam acara ini, SGI juga menampilkan buku-buku karya pengurus
SGI yang lain, yakni Hariyah, M.Hum, Ketua Yayasan SGI ini telah menerbitkan
buku antologi yang sangat banyak, demikian juga anggota yang lain seperti RA
Soffie Andriani Hadi, Fajriani Ulfa Firdaus dan Puji Hartini. Sebagaimana moto
SGI Belajar, Bekerja dan Berkarya, semangat ini terus ada dalam hati pengurus
SGI untuk menghadirkan karya-karya nyata.
Mengawali
acara Ibu Hariyah, M.Hum selaku ketua yayasan memberikan sambutannya dengan
semangat. Beliau menyampaikan “Menulislah engkau, jika tidak menulis maka
engkau akan hilang dari peradaban”. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan
oleh seorang tokoh literasi ternama Pramoedya Ananta Toer yakni: ““Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer.

Acara
dipandu oleh Moderator RA Soffie Andriani Hadi,
S. Hum,
dengan lantunan pantunnya beliau menyambut para peserta. Peserta acara berasal
dari berbagai kalangan, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta para remaja utamanya
remaja putri, dan juga teman-teman Nayla narsum penulis cilik pada acara ini.
Tak lupa hadir pula dalam acara ini ayah dan bunda dari Kak Lala begitu Nayla
biasa dipanggil.
Narasumber
pertama kita yakni Ferry Veronika, SE menyampaikan bedah buku karya beliau yang
berjudul “Bukan Mendengar Biasa”. Buku ini sangat menginspirasi, karena buku
ini lahir dari kisah nyata, inspirasi tulisan Ms. Ferry begitu belaiu biasa
disapa berasal dari hal-hal yang ia temui baik pada saat menjadi guru maupun
saat beliau menjadi orang tua bagi putrinya. Gambar telinga yang di zoom pada
halaman judul pun mengandung arti yang dalam yakni: Wahai Bapak Ibu ini lah
telinga, kita kurang menggunakannya! Demikian kurang lebih pesannya.
Buku
Bukan Mendengar Biasa memuat 4 bagian yakni: 1) Dengarkan Aku 2) Dengarkan dan
Kau akan memahami 3) Jangan Jadi Pendengar yang Buruk dan 4) Mendengar Aktif. Melihat
judul dari bagian-bagian buku ini saja sudah sangat menarik. Apalagi mendengar
paparan dari penulisnya langsung.
Diantara
hal yang menarik yang disampaikan oleh Ms. Ferry adalah tentang remaja yang
tidak suka dengan orang dewasa, mengapa? Kata mereka orang dewasa itu sok tahu,
suka nge-judge dan suka nyindir.
Masalahnya sudah kelar masih saja disindir-sindir. Kenapa orang dewasa tidak
bertanya dulu, mengapa tidak memberi kesempatan untuk bercerita dan dengarkan,
disinilah kemampuan mendengar orang dewasa sangat diperlukan agar anak
remajanya tidak menyimpan masalah.
Ms.
Ferry melanjutkan paparannya bagaimana menjadi pendengar yang baik, bagaiman
dampak jika tidak mendengar dengan baik, tipe-tipe mendengar yang buruk ,
bagaimana cara mendengar aktif serta prinsip-prinsip dalam mendengar untuk
mendengarkan. Beliau menutup paparan dengan pesan “Seringkali sebuah masalah
hadir diawali dari kurangnya mendengar. Dan ada banyak masalah dapat terurai
justru dari mendengar”.
Narasumber
kedua dalam acara ini yakni Nayla Falihah Rozi, saat ini Nayla tercatat sebagai
siswi Pondok Pesantren Daarul Ukhuwah Putri (PPDU Putri) Malang. Nayla
menyampaikan karya bukunya yang berjudul “Bertahanlah Saudaraku”. Bagaimana
proses Ia menulis dan mendapatkan inspirasi buku yang ia tulis serta
kesulitan-kesulitan yang ia hadapi dalam menulis. Lama penulisan buku Nayla 1,5
bulan. Penulis yang menginspirasi Nayla adalah penulis ternama yang sudah
banyak karyanya yakni Tere Liye. Dukungan dari ayah bunda Nayla pun menjadi trigger bagi Nayla dalam mewujudkan
cita-cita literasinya.
Acara
diakhiri dengan tanya jawab. Banyak peserta yang aktif bertanya baik langsung
maupun melalui chat di zoom room yang
ditujukan baik kepada Ibu Ferry maupun kepada Nayla. Tak lupa untuk keberkahan
acara Ibu April Tri Rahayu menutup acara dengan lantunan doa.
Demikian reportase acara Milad SGI,
simak terus acara-acara SGI berikutnya
di:
website SGI www.srigadingindonesia.com, istagram: @ig.srigading dan facebook:
Srigading Sri Gading.
Sri Gading Indonesia, Belajar, Bekerja, Berkarya.
Reported by: drh. Puji Hartini-Pengurus SGI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar